KAIRO - Para pendukung Presiden Mesir terguling, Muhammad Mursi, berjanji untuk terus melakukan protes, setelah sehari sebelumnya terjadi bentrokan berdarah di Kairo dan menewaskan sedikitnya 72 orang.
Sementara itu, kekerasan sporadis terus terjadi, termasuk di Terusan Suez kota Port Said. Kekerasan yang terjadi pada Sabtu kemarin mengundang kecaman internasional dan domestik, termasuk dari Washington, yang selama ini jadi pendukung utama dari tentara Mesir.
Terkait dengan bentrokan berdarah yang terjadi di dekat masjid Rabaa al-Adawiya atau lokasi loyalis Mursi berkemah selama berminggu-minggu, Menteri Dalam Negeri Mesir berjanji untuk segera membubarkan aksi itu. Namun, peringatan tersebut tampaknya tidak digubris.
Juru bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad El-Haddad, mengatakan demonstran sangat marah atas kekerasan yang terjadi kemarin.
Kekerasan Sabtu dini hari adalah insiden paling berdarah sejak Mursi turun pada 3 Juli lalu, menyusul demonstrasi besar yang menentang pemerintahannya. Kementerian Kesehatan Mesir mengatakan 72 orang tewas di Kairo pada hari Sabtu, bersama dengan sembilan orang lainnya di Kota Alexandria.
Menteri Dalam Negeri Mohammed Ibrahim juga memperingatkan pada hari Sabtu bahwa demonstrasi pro-Morsi akan dibubarkan.
0 komentar:
Posting Komentar